A. Managemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis
kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen
belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary
Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
1. Sejarah
Perkembangan Ilmu Manajemen
Banyak kesulitan yang
terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen
telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih
dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun
jika tidak ada seseorang tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu
yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin
terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan
menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat
disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia,
yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk
Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak
kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di
gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada
tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut.
Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan
oleh Hanry Ford
untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia
memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen
sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk
melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran
manajemen dalam empat fase, yaitu :
a. Pemikiran
awal
Sebelum
abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776,
ketika Adam Smith menerbitkan
sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu,
ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam
tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing
melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu
menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja
dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan
tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan
mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa
penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri
menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang
berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat
khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer
ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan,
mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai
dikembangkan oleh para ahli.
b. Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangan
perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick
Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah atau
dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya
yang berjudul Principles of Scientific
Management pada tahun 1911.
Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah
"penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins
menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen
modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor
di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor
memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin ( industrious
) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang
disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan
mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian
dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga
Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap
gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya
teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer
dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan
gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang
merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah
manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari
ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber
menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas,
peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal.
Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak
ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya
sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan
dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi
banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada
tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang
merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset
operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan
sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada
tahun 1946, Peter
F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan
salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep
Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang
menugaskan penelitian tentang organisasi.
c. Era
manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan
lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen
di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas
sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah
serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen
Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik
Western Electric Company Works
di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai
macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja
dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang
menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar
kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary
Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di
bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku
berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet
mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk
mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi.
Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan
organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok.
Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika
kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan
seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard
(1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang
menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain
memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan
organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien".
Menurut Barnard, efektivitas
berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana
motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai
sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan
elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan,
dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga
mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan
bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
d. Era modern
Era
moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen
kualitas total ( total quality management (TQM) ) di abad
ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di
antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming,
orang Amerika, dianggap sebagai
Bapak Kontrol Kualitas
di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas
bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan
pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi
berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan berkurang
karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan,
dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; produktivitas
meningkat; market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga;
profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; jumlah
pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas
pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph
Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena
faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada
"prinsip
pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang
memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan
manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk.
Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan
diimplementasikan.
2. Teori manajemen
Ada 6 macam teori manajamen diantaranya:
- Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
- Aliran perilaku: Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
- Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
- Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
- Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
- Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
3. Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen
dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima
fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi
tiga, yaitu:
a. Perencanaan
(planning)
memikirkan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan
itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
b. Pengorganisasian
(organizing)
dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan
(directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
4. Sarana
manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan
syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena
adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang
tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.
Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena
segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan
dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai
dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw
material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih
baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar
jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama
dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu
sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar
dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen.
5. Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen
bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang
pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum
manajemen ini terdiri dari :
- Pembagian kerja (Division of work)
- Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
- Disiplin (Discipline)
- Kesatuan perintah (Unity of command)
- Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
- Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
- Penggajian pegawai
- Pemusatan (Centralization)
- Hirarki (tingkatan)
- Ketertiban (Order)
- Keadilan dan kejujuran
- Stabilitas kondisi karyawan
- Prakarsa (Inisiative)
- Semangat kesatuan
6. Ada
beberapa bidang manajemen, antara lain :
- Manajemen administrasi perkantoran
- Manajemen pergantian
- Manajemen komunikasi
- Manajemen constraint
- Manajemen biaya
- Manajemen hubungan pelanggan
- Manajemen harga pendapatan
- Manajemen enterprise
- Manajemen fasilitas
- Manajemen integrasi
- Manajemen pengetahuan
- Manajemen pemasaran
- Manajemen mikro
- Manajemen sakit
- Manajemen pandangan
- Manajemen procurement
- Manajemen program
- Manajemen projek
- Manajemen proses
- Manajemen produksi
- Manajemen kualitas
- Manajemen sumber daya manusia
- Manajemen risiko
- Keahlian manajemen
- Manajemen pengeluaran
- Manajemen rantai suplai
- Manajemen sistem
- Manajemen waktu
- Manajemen stress
- Manajemen strategis
- Manajemen keuangan
- Manajemen personalia
- Manajemen organisasi
- Manajemen Pertunjukan
- Manajemen Persiapan dan Pelaksanaan
B.
Organisasi
Suatu organisasi di bentuk karena
mempunyai dasar dan tujuan yang ingin dicapai .pencapaian tujuan bukan hanya
kepuasan individual,tetapi kepuasan dan manfaat bersama.
Untuk itu kalau kita berbucara
tentang organisasi maka sebagian dari para ahli berpendapat ,bahwa organisasi
ditinjau dari segi etimologis adalah berasal dari kata “organ”yang berarti
susunan badan manusia yang terdiri dari berbagai bagian menuju satu tujuan
.jika ditinjau dari
terminology (istilah) sebagaimana
yang dikemukakan oleh James D Mooney ,organisasi adalah bentuk perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.akan tetapi perlu kita fahami bahwa
yang menjadi dasar organisasi,bukan “SIAPANYA”akan tetapi “APANYA”yang berarti
bahwa yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang organisasi ,tetapi
“APAKAH”tugas dari dari organisasi ? Masih banyak rumusan-rumusan pendapat
tentang organisasi ,akan tetapi dapat kita ambil kesimpulan ada kesamaan dasar
tentang organisasi, yaitu:
a. Adanya
sekelompok orang yang saling bekerjasama
b. Adanya tujuan yang sama
c. Adanya bentuk /struktur
d. Adanya aktivitas
b. Adanya tujuan yang sama
c. Adanya bentuk /struktur
d. Adanya aktivitas
1. Prinsip organisasi
Suatu organisasi bisa dikatakan solid
jika memiliki sifat sebagai berikut :
·
mempunyai
tujuan yang jelas
·
tujuan
organisasi harus di terima dan di fahami oleh setiap orang di dalam organisasi antara lain :
·
a. memiliki
kesatuan arah.
·
b. adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab.
· c. berkesinambungan
.
· d. penempatan
orang harus sesuai ahlinya
e. adanya
pembagian tugas.
2. Manfaat organisasi antara lain :
· a. Menumbuhkan
rasa kebersamaan.
·
b. Memperkuat
tali persaudaraan.
·
c. Menyebarkan
rasa tolong menolong.
·
d. Memperkaya
informasi.
·
e. Meningkatkan
kualitas pribadi.
·
f. Membangkitkan
semangat juang..
·
g. Meningkatkan
kualitas fakir.
·
h. Mengurangi
sifat egoisme.
·
i. Membina
kesatuan berfikir untuk menyamakanpemahaman mencapai tujuan.
·
j. Melatih
toleransi.
3. Hubungan administrasi dan
managemen
Sebagaimana yang telah kita ketahui
,administrasi adalah proses penyelenggara kerja untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga tercapai bila ada orang yang
menyelenggarakannya. Adapun managemen ada yang berpendapat yaitu usaha dari
orang-orang secara bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah di
tetapkan. Jadi administrasi adalah sebagai penyelenggaranya dan managemen
adalah orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah
penyelenggara kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan.
4. Fungsi administrasi dan manageman
Sebagaimana yang telah di uraikan di
ataas bahwa pada dasarnya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan
organisasi dan merumuskan kebijaksanaan umum,sedangakan manageman berfungsi
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka
pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Menurut Prof,Dr Sondang P Siagian
M.A.dalam bukunya fungsi administrasi dan manageman.
a.Perencanaan (planning)
Planing ialah keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa yang akan dating di dalam pencapaian tujuan,alasannya adalah
tanpa adanya perencanaan ,maka tidak ada dasar untuk melaksanakan
kegiatab-kegiatan.salahsatu cara membuat perencanaan di antaranya :
·
What
(apa)
·
Where
(dimana)
·
When
(kapan)
·
How
(bagaimana)
·
Who
(siapa)
·
Why
(mengapa)
b. Pengorganisasin (organing)
Pengorganisasian ialah keseluruhan
proses pengelompokan orang-orang ,alat-alat tugas dan lain-lain. Sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat di gerakkan.
c. Pergerakan (otivating)
Pergerakan ialah keseluruhan proses
pemberian motif bekerja kepada para bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan
ihlas.
d. Pengawasan (controlling)
Pengawasan ialah proses pengantar
dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya
semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana .Proses
pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan managemen dengan
mempergunakan dua macam tehnik, yaitu :
·
Pengawasan
langsung (direct control)
·
Pengawasan
tidak langsung (indirect control)
e. Penilaian (Evaluating)
proses pengukuran dan pembagian
hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya
dicapai,artinya melalui penilaian harus dikemukakan kelemahan-kelemahan system
yang dipergunakan atau penyelewengan yang terjadi ,tetapi lebih penting lagi
harus dikemukakan sebab-sebab “mengapa”kelemahan itu imbul dan mengapa
penyimpangan itu terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar